Wawancara Eksklusif Syekh Sa’d Jawisy Hijrah dalam Hadis Rasulullah dan Sejarah*
Menilik kembali Tahun
Baru Hijriyah 1441 H, tak bisa kita lepaskan dengan peristiwa hijrah yang telah
dilalui Rasulullah Saw. Perjuangan serta dedikasi yang telah Ia lakukan membuat
agama Islam mampu berkembang seperti sekarang. Perjuangan yang memakan waktu
tidak sebentar itu telah menuai hasil kejayaan Islam yang bisa kita rasakan
sekarang. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa di balik itu semua terdapat
hikmah serta nilai yang belum banyak diketahui orang.
Bertempat di kediaman
Syekh Sa’ad Jawisy (N) di Hay Sabi’,
pada kali ini Kru La Tansa (KL)
berkesempatan untuk bertemu Syekh Sa’ad Jawisy guna mendapatkan jawaban perihal
Hijrah dalam Hadis Rasulullah dan Sejarah.
(KL) Bagaimanakah pengertian hijrah seperti yang
tertulis dalam hadis Rasul?
(N) Dalam sebuah hadis
diriwayatkan,
عن ابن عباس رضي الله
عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لمكة: مَا أَطْيَبَكَ مِنْ بِلَدٍ
أَحَبَّكَ إِلَيَّ وَلَوْ لَا أَنَّ قَوْمِيْ أَخْرَجُوْنِيْ مِنْكَ مَاسَكَنْتُ
غَيْرَكَ (أخرجه الترميذي و حسنه)
Dari
Ibn Abbas Radhiyallahu ‘Anhu Ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda kepada negeri Makkah, "Alangkah
baiknya engkau dari negeri yang ada, dan engkau adalah negeri yang paling aku
cintai, kalau bukan lantaran kaumku mengusirku darimu, aku tidak akan tinggal
di negeri selainmu." (HR Imam Tirmidzi)
Hadis
ini menerangkan bahwasannya Rasulullah Saw. sangat mencintai Makkah, ketika beliau hijrah
menuju Madinah, turunlah al-Qashash ayat 85
yang bunyinya,
(85 :[28]
(القصص "إِنَّ الَّذِي
فَرَضَ عَلَيْكَ القُرْآنَ لَرَادُّكَ
إِلَى مَعَادٍ"
“Sesungguhnya
yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum al Quran) benar-benar akan
mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash[28]:85)
Yang
menjadi catatan di sini adalah kata (معاد )
yaitu tempat kita berasal, atau tempat yang kita pergi
darinya dan kemudian kembali lagi. Hijrah Rasulullah Saw. bukan hanya tentang kepergian beliau ke Madinah,
namun lebih dari itu, Makkah, sebagai tempat asal beliau (terlepas dari
penolakan orang-orang kafir Quraisy) adalah juga menjadi tujuan hijrah beliau.
Tepat setelah Fathu Makkah, Allah Swt. menurunkan
bantuan dan pertolongan untuk membebaskan kota ini dari tangan kafir Quraisy.
Adapun
tujuan utama Hijrah Rasulullah Saw. adalah untuk
membangun dan mendirikan Daulah Islamiyah. Masyarakat Madinah terbukti mampu
hidup dengan damai satu sama lain melalui perjanjian yang telah dilakukan.
(KL) Bagaimanakah hukum hijrah bagi orang yang
hidup di negara konflik?
(N) Apabila terdapat orang muslim yang hidup di
antara orang kafir, sehingga mereka terkekang untuk melakukan ibadah, maka
ditetapkan bagi mereka untuk keluar dari negara itu. Namun, apabila masih
dimungkinkan untuk melaksanakan ibadah, maka lebih baik untuk menetap,
terkecuali apabila mereka benar-benar dilarang dan tidak bisa melakukannya.
Contohnya
adalah Nabi Ibrahim Alaihi-Assalam yang walaupun Ia dizalimi dengan dibakar bidup-hidup oleh raja Namrud namun Ia
mendoakannya seraya berkata,
"Semoga
keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada
Tuhanku," (QS. Maryam [19]: 47)
(KL) Apakah arti hijrah?
(N)Hijrah sendiri memiliki arti yang bermacam-macam.
Ia juga memiliki konteks bermacam-macam pula. Ada
hijrah dari perbuatan maksiat kepada kebaikan, ada hijrah dari Makkah menuju Madinah atau dari negara
kafir menuju negara islam.
Hijrah
memiliki waktu yang telah ditentukan, sehingga hijrah seperti yang telah
dilakukan oleh Rasulullah Saw. telah usai.
Setelah Rasulullah berhihjrah ke Madinah, Beliau bersabda,
إِنَّ الهِجْرَةَ
قَدْ مَضَتْ لِأَهْلِهَا وَلَكِنْ اِعْمَلْ مِنْ وَرَاء البِحَارِ فَإِنَّ لَكَ
أَجْرَكَ
Terkecuali
apabila kita berada di negeri yang mengekang rakyatnya untuk beribadah maka
diperbolehkan untuk keluar berhijrah atau berpindah dari negara itu.
Sedangkan
hijrah di jaman sekarang ada berbagai macam, contohnya untuk berdagang,
menuntut ilmu, menikah, ada juga untuk beribadah haji atau umroh, jadi
tergantung tujuan yang ingin dilakukan.
(KL)
Apakah hikmah dari Hijrah Rasulullah Saw.serta nasehat
antum untuk para penuntut Ilmu?
(N) Tujuan hijrah ialah untuk membangun peradaban
Islam serta kedaulatannya. Namun ia bebas dari pengaruh kekangan dan menjunjung
tinggi perdamaian. Selain itu, hijrah juga berarti kembali ke tempat kita
berasal untuk menebar manfaat di sana. Seperti Rasulullah yang melakukan Fathu
Makkah, Beliau membebaskan kota Makkah dan membangun kembali kota itu dengan
penuh kedamaian.
Nasehat saya, setiap dari kita memiliki negara tempat kita
berasal, maka, jangan sampai kita lupa tujuan awal kita untuk memuntut ilmu di
sini. Tak lain kita akan kembali dan akan mengamalkan apa yang kita pelajari.
Dua
hal utama adalah memanfaatkan waktu sebaik baiknya dan selektif dalam memilih
teman. Ada banyak mahasiswa yang gagal dalam studinya karena tidak memanfaatkan
waktu dengan baik. Memilih teman juga sangat penting apalagi dalam mengingatkan
kepada kebaikan.
Menuntut ilmu itu perlu bersusah payah, oleh karenanyalah kita harus menjadi bijak dalam memanfaatkan waktu dan memilih teman. Waallahua'llam bisshawaab...
Oleh: Habib Maulana dan Nur Ikma Chasanah
*Artikel ini dimuat di Majalah La Tansa
Comments
Post a Comment